Malam ini tanpa sengaja saya diingatkan oleh beberapa kenangan di luar dugaan yang sudah terjadi antara saya dan Romo. Kali ini kenangan tentang ikatan batin kami yang saling mengikat melewati mata batin yang mungkin hanya disadari jika sudah terjadi. Ah, saya selalu percaya kok. Belum ada sesuatu yang salah sepertinya sekalipun saya percaya tentang hal yang satu ini.
Telepati. TELEkomunikasi PAkai hanTu sendirI. Kami tidak punya hantu. Hanya saja merasa seolah-olah kami mempunyai hantu. Ya, bisa dikatakan hantu di sini sebagai asisten. Sekedar asisten untuk menjadi perantara jika ingin mengatakan sesuatu hanya lewat pikiran walau dengan jarak bermil-mil jauhnya.
Hantu saya selalu datang di saat saya tidur. Namanya Mi Go. Saya sering cerita ke dia tentang bagaimana saya hari ini. Ya, dia mendengarkan, dia memberi masukan. Layaknya seorang penasehat. Tapi, bukan dia yang menentukan pilihan karena Mi Go adalah sekumpulan pilihan. Saya lah yang harus memilih. Ok, itu cerita sedikit tentang hubungan saya dengan Mi Go.
Seperti yang sudah saya katakan tadi kalau hantu saya selalu datang di saat saya tidur. Mulai dari menjamu tamu yang entah siapa pun itu yang datang melihat saya saat sedang tidur, sampai ke perihal tentang bagaimana mimpi-mimpi saya saat tidur. Mimpi-mimpi saya selalu didominasi oleh Romo. Padahal di saat dalam keadaan sadar atau bahasa sederhananya di saat pagi siang sore dan malam, kami selalu bertemu, di saat mimpi menjelang pun, Romo kerap datang menghampiri saya. Beda cerita di pertemuan dunia nyata dengan cerita di pertemuan dunia mimpi. Saya merasa seolah-olah selama ini saya tidak pernah tidur. Hanya tubuh saya saja yang sedang beristirahat. Sementara inti dari sosok saya terus hidup tanpa jeda. Bertemu dengan Romo di dua dunia membuat saya sering tidak bisa membedakan mana nyata dan mana mimpi.
Seperti malam itu. Tiba-tiba setelah saya mengirim sms kepada Romo, mata saya langsung tertutup tanpa ada pemberitahuan. Nah, di saat detik-detik mata akan tertutup, telinga saya menangkap suara Romo berbisik kepada saya: "Jadi kalau ayank bisa bilang L, ayank gak bisa bilang A?" ..dan saya pun langsung terbangun!! Saya ambil handphone dan mengetik sms ke Romo tentang apa yang barusan saya dengar. Tidak ada balasan. Besoknya saya baru tahu, ternyata saat saya mengirim sms yang kedua itu, Romo baru saja tidur. Wah..cepat sekali Romo datang menghampiri saya di alam bawah sadar saya!! Sampai sekarang saya masih belum paham apa maksud dari kalimat yang Romo bisikkan ke saya.
Tentang pagi kemarin. Pagi-pagi saya tertidur dan Romo juga pasti belum bangun. Mi Go menyuguhkan saya sebuah mimpi di mana saya bertemu dengan Romo. Di mimpi itu saya ingin membeli makanan dari buah-buahan. Sementara penjaganya sedang tidak ada. Penjaganya akan kembali ketika menjelang siang. Dan Romo pun mengatakan, "Nanti siang aja kita balik lagi sekalian perbaiki ban motor yang bocor." ..saya terbangun!! Ban motor Romo memang sedang bocor sudah beberapa minggu ini. Saya jadi taruhan dengan Mi Go. Saya yakin pasti nanti siang Romo menjemput saya di simpang Ring Road dengan Satria yang bannya tidak bocor lagi, bukan dengan Beat adiknya. Dan TERNYATA..siang itu Romo menjemput saya dengan Satria yang bannya tidak bocor lagi!! Saya pun tertawa kepada Mi Go. Penuh kemenangan.
Dan masih banyak kenangan-kenangan lainnya yang..hehehe..sedang malas saya ceritakan.
: Kamu punya hantu sendiri? Punya. Siapa namanya? Namanya T.
No comments:
Post a Comment